Lelang Sudin Dikdas Jaksel Diminta Transparan dan Kompetitif
REALITA NUSANTARA – ONLINE. JAKARTA
Jakarta, Cakrawala – Sejumlah rekanan yang mengikuti kegiatan Lelang Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Selatan, meminta panitia menciptakan situasi yang kompetitif dan transparan. Hal ini diungkapkan, menanggapi situasi kegiatan lelang yang selama ini, di Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Selatan, dikuasai beberapa rekanan yang diduga merupakan kaki tangan Kasudin H. Arief dan Kasi Sarpras, Drs H. Dwi Agung ST. Juga beredar rumor bahwa semua paket yang akan dilelang sudah diplot alias dibagi-bagi untuk kroni-kroni dengan menyetor sejumlah uang yang dikoordinir rekanan kaki tangan sebagai upeti bagi pejabat Dikdas.
Menurut Ger, salah seorang rekanan yang biasa mengikuti tende di wilayah Jakarta Selatan selalu diatur pemenangnya sesuai selera kaki tangan pejabat Dikdas dan panitia setelah menyetor sejumlah uang dan juga tahu siapa orangnya.
Pantauan Cakrawala di lapangan, Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Selatan membuka pelelangan umum nmr.005/PPBJ/DIKDAS/J-S/VIII/2010, dengan 125 paket kegiatan, tempat pendaftaran Gedung PKG, Jl. Pondok Labu 1A, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Melihat sulitnya menjangkau lokasi pendaftaran, banyak rekanan yang ingin mendaftar, kesulitan mencari lokasi tempat pendaftaran, seperti yang diungkapkan Gerson di Kantor Walikota, Rabu (18/8), ketika karyawannya tidak menemukan alamat lokasi pendaftaran, walaupun sudah bolak balik menanyai tukang ojek di sekitar Pondok Labu dan akhirnya ketemu setelah 3 jam mencari lokasi pendaftaran.
Gerson menduga kalau hal ini juga sudah direkayasa panitia dan rekanan kaki tangan Dikdas Jakarta Selatan. “Kalau mau transparan kenapa mendaftar aja dibuat di lokasi yang sulit dijangkau angkutan dan tidak diketahui publik. Kalau tidak mau dituduh ada persekongkokolan,” ucapnya menggerutu.
Ia meminta agar masyarakat, pers, LSM dan Walikota dapat memantau kegiatan lelang ini agar transparan sesuai Keppres 80/2003 demi terciptanya persaingan yang sehat, dengan demikian akan menghasilkan kontraktor yang profesional dan tidak ada jual beli proyek seperti yang terjadi selama ini, sehingga pekerjaannya bisa dipertanggungjawabkan.
Mengingat selama ini buruknya pekerjaan yang dihasilkan kontraktor abal-abal, dapat proyek tapi tidak mampu bekerja, karena tidak mempunyai modal akibat adanya makelar proyek yang mendapat puluhan paket proyek di Dikdas Jakarta Selatan.
Ketika masalah ini hendak dikonfirmasikan ke Kasudin Dikdas Jakarta Selatan H. Arief di kantornya, pajabat dimaksud tidak berada di kantornya. Begitu juga Kasi Sarpras, Dwi Agung, juga jarang sekali bisa ditemui di meja tugasnya. “Mungkin ia ke lapangan,” kata salah seorang stafnya.
Ketua LSM Deras, Maruli Siahaan, meminta ketua panitia lelang Dikdas Jakarta Selatan dapat menciptakan proses lelang yang kompetitif dan transparan yang mengacu kepada Keppres 80/2003. “Saya akan selalu memantau kegiatan lelang yang menghabiskan biaya ratusan miliar ini, apalagi selama ini, proyek Dikdas di Jakarta Selatan selalu amburadul akibat buruknya kinerja panitia dalam menentukan pemenang tender,” tandasnya.
Maruli mengingatkan, panitia harus mampu memilih kontraktor yang handal dan berani menolak tekanan dari makelar proyek, yang sebenarnya hanya mencari keuntungan pribadi. Hal ini dikatakan menyikapi buruknya pekerjaan kontraktor Dikdas tahun 2009.
Menanggapi ada rekanan kaki tangan alias makelar proyek di Sudin Dikdas Jakarta Selatan, Maruli mengatakan, sudah mencium aroma ini dan sudah mengetahui nama-nama ini. “Kita lihat nanti aja. Kalau hal ini masih ada, akan kita laporkan ke Kejaksaan bahwa dalam proses lelang Dikdas ada makelar proyek,” ujarnya mengancam (Golden/F04)***
Sumber: Surat Kabar CAKRAWALA; No. 384 Thn IX; 23-30 Agustus 2010; hal 1
Foto-foto: Ist ***