REALITA NUSANTARA – ONLINE. TORAJA
Toraja, SNP – Segelintir oknum pejabat di Tana Toraja – Toraja Utara enggan membayar Koran yang sudah berbulan-bulan diterimanya dengan bermacam alasan.
Kerap kali dengan alasan yang dibuat-buat, tidak terima koran, ada juga yang mengaitkannya dengan Pilkada, namun lebih banyak pejabat di sana yang memahami tugas pers yang tak lepas dari keberadaan perusahaan pers.
Akan halnya yang dialami bagian sirkulasi surat kabar umum SNP biro Toraja. Menurutnya, salah seorang Kepala Dinas di Toraja Utara serta merta minta berhenti berlangganan “Tunggu selesai Pilkada”, ujarnya mengulangi perkataan sang Kadis tersebut dua pekan lalu.
Lain lagi dengan ulah salah seorang kepala kantor badan di Tana Toraja. Dalam satu percakapnnya dengan SNP beberapa waktu lalu, usai pemilukada Tana Toraja, terkesan hendak mengetahui siapa kandidat Bupati dan Wakil Bupati Tana Toraja yang difavoritkan SNP.
Meskipun sudah jelas-jelas, SNP dalam menjalankan tugasnya tidak berpihak dalam Pilkada, masih saja melontarkan sejumlah pertanyaan yang terasa aneh.
Entah berentah, beberapa hari berselang dia menolak membayar tagihan korannya, “Bos Kami tidak minta berlangganan koran (SNP-red) ini”, ujar salah seorang pegawai kantor badan itu yang mengaku mendapat kepercayaan dari bosnya sebagai Panitia Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di kantornya.
Lebih mencemaskan, sikap Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tana Toraja – Toraja Utara, Wilson Abdullah, yang konon ketiban proyek jalan miliaran rupiah tahun lalu di Toraja Utara sebagai pemborongnya.
Sebelumnya, Wilson sudah menyatakan kesediaannya untuk membayar tagihan koran yang tak lebih dari Rp 100 ribu, dengan ketentuan menurutnya mau baca dulu berita tentang salah satu pasangan calon Bupati Toraja Utara melalui Swara Nasional Pos.
“Bila perlu dapat saya bayar melebihi jumlah yang tertera dalam kwitansi itu”, tandasnya sesumbar beberapa hari sebelum pencoblosan Pilkada Toraja Utara.
Alhasil. Wilson yang tadinya dikenal ramah, mengaku telah membayar tagihan koran itu, padahal sirkulasi SNP di Toraja merasa tidak pernah menerima pembayaran yang dimaksud. Saat diminta memperlihatkan kwitansi pembayarannya, dia katakan, tidak pakai kwitansi segala.
Memang menurut berbagai sumber di daerah itu, pertumbuhan pers di Toraja seringkali mengalami kesulitan, namun lanjut sumber tadi, lebih banyak perbaikan yang harus dilakukan ke dalam tubuh pers itu sendiri untuk menjauhkan stigma, ciri negatif dari pandangan luas.
Betapa diperlukannya wadah yang benar-benar mampu untuk melakukan restrukturisasi dalam lingkungan pers di Toraja agar semakin dicintai, dihargai lapisan masyarakat, kata sumber itu lagi.
Peranan pers amat penting, cetus Bupati Toraja Utara, Toto Ranggina, di depan komunitas pers di Hotel Indra Rantepao beberapa waktu lalu. “Pejabat tanpa pers tunggu saja runtuhnya”, kata Toto. ARS***
Sumber: Harian Umum SWARA NASIONAL POS; Edisi 348 Thn X 22-28 November 2010; Hal 9
Dikutip Oleh: Realita Nusantara Online***
Foto-foto: Ist***