Inspektorat Prov. DKI Diminta Usut Lelang Proyek Dinas Pendidikan Ricuh
REALITA NUSANTARA – ONLINE. JAKARTA
Jakarta, Cakrawala – Inspektorat Prov. DKI Jakarta diminta agar lebih proaktif menangani setiap permasalahan yang terjadi di unit-unit lingkup Pemda DKI, khususnya di lapangan, terutama pada pelaksanaan pelelangan. Karena rekanan peserta lelang kerap bersaing dengan curang dan diduga bermain dengan panitia lelang, akibatnya kerap menimbulkan kericuhan. Pada edisi sebelumnya, Cakrawala telah memberitakan, bahwa pelaksanaan lelang barang dan jasa Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sempat ricuh, Senin (9/8) di Kebun Jeruk Jakarta Barat.
Awal terjadinya kericuhan, saat itu seorang pelaku kontrol sosial, Sr masuk ke ruangan tempat pelaksanaan lelang, namun pihak panitia keberatan dan menyuruh Sr keluar oleh panitia lelang. Mendapat perlakuan yang dinilai menyimpang dari azas transparansi, pria yang berprofesi sebagai aktivis LSM tersebut mengatakan kehadirannya di sini tidak melanggar aturan, sehingga terjadi adu argumentasi antara kedua belah pihak, tapi akhirnya Sr terpaksa keluar setelah terus mendapat desakan dari panitia. Tidak hanya sampai disitu saja kejadian itu, tak lama kemudian Sr bersama sejumlah wartawan kembali memasuki ruangan lelang yang dijaga aparat keamanan Polisi dan TNI, untuk konfirmasi kepada Ketua panitia Lelang, Subagio. Mendapat pertanyaan seputar pengusiran aktivis LSM tersebut, sang Ketua Panitia Lelang marah dan memberi penjelasan dengan suara keras dan berteriak.
Mendengar ada kericuhan dalam ruangan lelang puluhan rekanan yang berada diluar berhamburan mendekat pintu ingin mengetahui apa yang terjadi. Bahkan anggota panitia yang tengah melakukan aktivitas lelang pembukaan surat penawaran harga (SPH) berhenti bekerja.
Selanjutnya, seorang anggota panitia mendekati ketua panitia lelang dan wartawan yang tengah berhadapan dengan mengeluarkan suara keras membela rekannya. Melihat suasana semakin panas, pihak keamanan bertindak cepat meredakan suasana ricuh tersebut dan panitia lelang diminta tenang, wartawan diminta duduk duduk di bangku yang terletak di belakang ruangan.
Kedua belah pihak diminta menghentikan kericuhan agar pelaksanaan pembukaan SPH bisa diteruskan kembali. Kepada wartawan, ketua lelang mengatakan pihaknya tidak pernah melarang mereka untuk mengikuti proses lelang. Namun dirinya meminta keluar Sr, karena para rekanan tengah dipanggil masuk ruang lelang. “Saya hanya menginginkan pelaksanaan lelang berjalan baik, jadi sementara keluar dulu dan kami bukan tidak transparan, kalau menyaksikan silahkan saja, tapi jangan sampai mengganggu jalannya lelang,” katanya.
Ketika ditanya kenapa ada anggota polisi dan TNI dalam pelaksanaan lelang, kata dia, panitia memang sengaja memanggil institusi keamanan tersebut. Pantauan selama proses pembukaan SPH, para rekanan dipanggil dan disuruh absen sesuai dengan paket yang diikuti. Sehingga para rekanan tampak berkerumun di luar ruangan menunggu giliran.
Menurut seorang rekanan, pelaksanaan lelang Dinas Pendidikan ini dinilai banyak hal yang tidak lazim secara umum. Contoh, pencatatan penawaran harga dari peserta lelang ditulis pada kertas kecil ukuran kertas polio, sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, penyebutan nama-nama perusahaan dan besar penawaran tidak kedengaran jelas, karena disebutkan dengan pelan, dan tidak menggunakan sound system.
Menurut anggota LSM yang hadir pada pelaksanaan lelang 37 paket tersebut, diduga kuat lelang tersebut penuh rekayasa. “Banyak trik-trik dalam lelang ini,” umpatnya. (Udin/Bram-A02)***
Sumber: Surat Kabar CAKRAWALA; No. 384 Thn IX; 23-30 Agustus 2010; hal 3
Foto-foto: Ist ***