Baru Direhab, Kondisi Jembatan Way Tipo Rusak Parah
REALITA NUSANTARA – ONLINE. LAMTENG
Lamteng, MI – Baru beberapa bulan direhabilitasi, kondisi sambungan antara badan jalan dan badan jembatan Way Tipo, Gunung Sugih, Lmpung Tengah, kini sudah rusak parah.
Sebelumnya Pemkab lampung Tengah sempat berinisiatif memperbaiki sambungan badan jembatan dengan plat besi. Namun, hal itu justru memperlebar lubang badan jalan. “Itu sudah pernah saya sarankan untuk memperlebar pelat. Tujuannya, sekaligus menutup lubang pada badan jalan. Sepanjang besi tertanam pada pembatas antara badan jalan dan badan jembatan, saya rasa masih aman untuk dilalui,” kata Kasat Lantas Polres Lamteng AKP Jimmy Tana.
Kondisi tersebut membuat kendaraan berat mengurangi kecepatan. Tak ayal, hal itu juga menimbulkan kemacetan panjang. “Ini saya terjebak macet di Kecamatan Wates, tidak ada kecelakaan. Ternyata setelah sampai di Gunungsugih, jalan macet karena kerusakan di jembatan Way Tipo,” kata Bambang Suryadi, Ketua Komisi III yang melintas di jalan itu.
Bambang berharap Dinas Perhubungan dan Bina Marga mencari solusi. Tidak hanya mengeluhkan permasalahan pada Pemprov Lampung atau Pemerintah Pusat, dengan alasan kewenangan bukan pada pemkab. “Harus ada langkah konkret. Kemacetan karena jalan rusak ini adanya di Lamteng,” kata dia.
Volume kendaraan sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Lamteng Syamsul Bahri ditemui mengatakan, kemacetan tidak hanya disebabkan kerusakan jalan, tapi juga karena kondisi jalinsum yang tidak sesuai dengan volume kendaraan yang melintas. Syamsul tidak menyebutkan secara perinci jumlah volume kendaraan, tapi dengan lebar badan jalan yang hanya 7 meter dinilai tidak mampu dilalui kendaraan besar.
Efektifnya badan jalan itu lebarnya 12 meter dan itu sudah ada di jalinsum Kecamatan Terbanggibesar. “Sayangnya, badan jalan yang dua meter lebih banyak dijadikan areal parkir. Hal itu yang menyebabkan penyempitan jalan,” kata dia.
Menurut Syamsul di Gunungsugih, kondisi jalinsum masih dalam ukuran minimalis sehingga jika ada satu kendaraan mogok, dipastikan menyebabkan kemacetan. Jadi, bukan karena jalan saja yang rusak, tapi kondisi jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan,” kata dia.
Sementara itu, sebagai langkah awal, pihaknya segera mengaktifkan jalur alternatif dari Kampung Seputihjaya – Mojoagung – Adijaya – Poncowati. “Itu sedang diusahakan. Wacananya, jalur poros hanya untuk jalur kota,” kata Syamsul. (Sur)***
Sumber: Koran METRO INDONESIA; Edisi 354: Tahun ke-VII; Senin 25 April-01 Mei 2011; Hal 7
Foto-fot: Ist***