REALITA NUSANTARA – ONLINE. INDRAMAYU
Sejumlah titik bantaran (tanggul) sungai atau kali yang melintasi kawasan pesawahan di beberapa desa seputar Indramayu-Kota mengalami kerusakan akibat pengambilan tanah untuk kepentingan pengurugan. Pengerukan tanah dengan alat berat tersebut menggrogoti ketinggian tanggul hingga nyaris rata dengan ketinggian tanah di sekitarnya. (Foto-foto: Lokasi Kali/Sungai Prawira Darung. Foto-Foto: realitanusantara.blogspot.com)***
Salah satu titik kerusakan yang sangat tampak parah terjadi pada tanggul Kali Prawira Darung di Desa Rawa Dalem Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Ruas tanggul sepanjang lebih dari 1 km dan ketinggian 2 m serta lebar 5 m nyaris habis tanpa kerana.
Salah seorang petani penggarap sawah di lokasi tersebut, Teruna (45), menuturkan, tanah tanggul dikeruk dan diangkut menggunakan alat berat untuk mengurug lahan lokasi proyek perumahan milik swasta di Jalan Gatot Subroto Indramayu-kota. “Mereka main enak saja mengeruk tanggul tanpa mempertimbangkan akibatnya apabila saat terjadi banjir kiriman dari daerah hulu.”, ujar Teruna, Sabtu (19/3). Dari hasil penelusuran ke berbagai sumber ditemukan indikasi adanya lingkaran persekongkolan yang melibatkan oknum-oknum Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Energi (PSDA Tamben), aparat pemerintah desa dan pengusaha serta pihak lain yang mencari keuntungan dari penggerogotan tanggul sejumlah sungai di Indramayu.
Modusnya melalui permohonan atas nama masyarakat atau pemerintah desa kepada Dinas PSDA Tamben untuk melakukan kegiatan perapihan tanggul. Dengan alasan demi kepentingan masyarakat inilah pihak dinas kemudian menyatakan pada prinsipnya tidak keberatan apabila pihak pemerintah desa atau masyarakat untuk melakukan kegiatan perapihan tanggul sepanjang tidak ada biaya yang harus dikeluarkan oleh Dinas PSDA Tamben.
Pada prakteknya, terjadi transaksi penjualan tanah tanggul antara oknum aparat pemerintah desa dengan pengusaha. Walhasil yang terjadi adalah pengrusakan tanggul. Tak heran jika pada ujung-ujungnya menimbulkan keresahan para petani yang khawatir sawahnya sewaktu-waktu terancam kebanjiran akibat pelimpahan air kali tanpa tanggul penahan. *ayad***
Sumber: Harian Umum SINAR PAGI; Edisi 23-29 Maret 2011; Hal. 10 Ekonomi