This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Jumat, 23 November 2012
KEPALA UPTD PENDIDIKAN KEC. HAURGEULIS DIDUGA PERAS CALON KEPALA SEKOLAH
Posted by Realita Nusantara
21.31, under INDRAMAYU JAWA BARAT |
REALITA NUSANTARA – ONLINE. INDRAMAYU
INDRAMAYU, INTI JAYA
– Kepala UPTD Pendidikan Kec. Haurgeulis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,
Riyanto, S.Pd., M.Si diduga peras sejumlah calon kepala sekolah di wilayah
kerjanya saat rekruitmen dan fit and proper test.
Lembaga
pendidikan yang notabene untuk mencetak orang-orang seperti Habibie, namun,
ketika menempatkan seorang kepala sekolah diduga dilakukan asal-asalan dan
berlumuran uang, yang penting ada sejumlah pulus (uang-red). Seharusnya
penyaringan serta penjaringan para calon kepala sekolah dilakukan secara
profesional dan sesuai aturan yang ada, tidak asal punya pulus otomatis duduk
menjadi kepala sekolah.
Bahkan,
fenomena seperti ini diduga terjadi pada hampir setiap UPTD Pendidikan di
Kabupaten Indramayu, tidak hanya di UPTD Kecamatan Haurgeulis saja, sehingga
kualitas kepala sekolah banyak yang tidak siap pakai, baik mengelola manajemen
proses belajar mengajar maupun memprogsess administrasi bahkan tak banyak ada
kepala sekolah yang kelihatan linglung, akibat dari salah perekrutan menambah
buruknya citra pendidikan di Kabupaten Indramayu.
Kepala
UPTD Kecamatan Haurgeulis ketika ditemui Inti
Jaya (1/10) di kantornya mengelak semua tuduhan tersebut dan berusaha
menghindar dari wartawan sambil berkata, kenapa kalian menjustice saya dan
ditengarai malah Riyanto menuding Ahmadi selaku Ketua PGRI Kecamatan Haurgeulis
yang bermain uang. Saya sama sekali tidak pernah memungut apalagi memeras para
calon kepala sekolah, sambil bergegas pergi naik ke mobil dinas UPTD mengupat
wartawan mencari-cari saja masalah, tunggu saya karena ada yang lebih krusial
dari persoalan ini, orang tua saya sakit, ingat tolong dicatat dan tidak
dipelintir beritanya, tegas Riyanto.
Sementara
Drs. Oyo Haryanto, MM Pengawas SD di UPTD Haurgeulis mengomentari tentang carut
marutnya penerimaan calon kepala sekolah beberapa waktu lalu, sebetulnya
tentang pencalonan kepala sekolah semua berdasarkan mekanisme dan aturan tidak
acakadul apa yang ditudingkan, tugas saya hanya menjalankan perintah atasan
tidak lebih dari itu. Bicara tentang penerimaan uang pelicin saya sama sekali
tidak tahu menahu kalaupun demikian kami sudah menempuh secara aturan, seolah
sang pengawas membela atasannya UPTD Haurgeulis (Riyanto-red). “MIKUL DUWUR
MENDEM JERO”, karena kita semua bukan terlahir dari rahim malaikat pasti ada
kelemahan dan kekeliruan, tidak ada gading yang tak retak, kata Oyo pada Inti Jaya.
Menurut
sumber Inti Jaya kalau penerimaan
calon kepala sekolah beberapa pekan lalu jelas memakai pulus berkisar 10 juta
rupiah setiap calon, namun ironisnya, Kepala UPTD Kecamatan Haurgeulis Riyanto,
S.Pd., M.Si mengatakan, kalau kutipan-kutipan pulus tersebut diperuntukkan
untuk dana perjuangan, hal tersebut menirukan statemennya Kepala UPTD.
Adapun
sejumlah calon kepala sekolah yang kini sudah duduk di kursi panas pemimpin
diantaranya, Eka, Ela, Eem dan Nur, sayang bagi Ade malang tak dapat ditolak
untung tak dapat diraih sampai sekarang beliau belum mendapatkan tempat padahal
menurut informasi seluruh akomodasi serta biaya-biaya pencalonan sudah dipenuhi
tapi masih masuk daftar tunggu. (M. Ghozali/Benyamin/MS)***
Sumber : Surat Kabar
Independen INTI JAYA; Edisi 2470 Tahun Ke-42 07 – 13 November 2012; Hal 5***
Sabtu, 10 November 2012
PROYEK JUKSUNG DIDUGA JADI BANCAKAN
Posted by Realita Nusantara
09.13, under INDRAMAYU JAWA BARAT |
Juga Sarat dengan Uang Pelicin
REALITA NUSANTARA –
ONLINE. INDRAMAYU
Indramayu, KC – Proyek penunjukan
langsung (juksung) perbaikan jalan di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Indramayu
diduga kuat menjadi bancakan sejumlah kalangan.
Proyek Juksung
tersebut telah “dikavling” oleh beberapa kalangan. Bahkan, selain menjadi
bancakan, proyek juksung tersebut juga diduga sarat dengan uang pelicin yang
nilainya mencapai jutaan rupiah.
Malahan, untuk
mendapatkan proyek juksung tersebut, sejumlah orang yang sudah dijanjikan dapat
proyek diharuskan menyetor dana pada pihak Dinas PU Bina Marga sebesar 10
persen dari nilai total proyek. Sebaliknya, kalau tidak membayar maka tidak
akan mendapat proyek.
“Saya sudah setor
uang melalui mediator proyek senilai Rp 7 juta, namun hingga kini belum ada
kejelasan. Baik itu SPK (Surat Perintah Kerja) maupun sejenisnya,” ungkap salah
seorang warga Desa Panyingkiran Lor Kecamatan Cantigi yang enggan disebutkan
namanya.
Ia mengaku,
dijanjikan proyek juksung Dinas PU Bina Marga Kabupaten Indramayu untuk
pekerjaan tembok penahan jalan. Ia juga tidak mengetahui, penyebab gagalnya
mendapatkan proyek juksung di dinas setempat.
“Selain membayar Rp 7
juta, saya juga diharuskan membayar uang tambahan sebesar Rp 6 juta. Uang
tambahan itu akan kita serahkan setelah SPK jadi. Ternyata, sampai sekarang
belum juga SPK itu ada di tangan saya. Sebenarnya saya pun siap bayar uang
tambahan tersebut kalau SPK sudah turun. Tapi karena belum ada kejelasan, saya
jadi bingung mas,” ungkapnya.
Dugaan proyek juksung
yang jadi bancakan tersebut, mendapatkan tanggapan dari institute transformasi
sosial (Intras). Mereka menilai proyek yang menjadi bancakan dan terjadi fee proyek sebesar 10 persen
dikhawatirkan akan mengurangi kualitas proyek yang akan dilakukan. Pasalnya,
anggaran untuk pekerjaan akan mengalami penyusutan yang tidak sedikit atau
pekerjaan akan dilakukan asal jadi.
“Kalau ada fee proyek, dipastikan akan ada
pengurangan kualitas pekerjaandan hasilnya saya yakin tidak akan maksimal.
Terlebih, proyek itu dijual dan dijual lagi,” kata Ketua Intras, Agus Somad.
Ia menilai, bagi-bagi
proyek juksung tersebut juga dikhawatirkan akan berimbas pada profesionalitas
kontraktor yang mengerjakan proyek. Proyek bancakan ini juga diduga tidak hanya
untuk segelintir pengusaha kontruksi, melainkan juga dinikmati kalangan lain.
Dua tipe
Sementara itu, Kabid
Jalan Dinas PU Bina Marga Kabupaten Indramayu, Nurman mengatakan, proyek
juksung di dinasnya dalam APBD Perubahan 2012 sebanyak 38 paket. Dari jumlah
tersebut, nominal anggaran pekerjaan antara 60-70 juta per paketnya. Dalam
proyek juksung tersebut dikerjakan dua tipe yakni pengerjaan tembok penahan
jalan serta labur aspal satu lapis.
“Pekerjaan tengah
dilakukan karena proses pemaketan proyek telah dilakukan. Itu pun kalau yang
bayar, kalau tidak, tidak saya beri,” katanya.
Sementara itu,
pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) Bidang Jalan Dinas PU Bina Marga,
Wimbanu menambahkan, paket-paket pengerjaan didsarkan atas usulan dari pemerintah
desa untuk perbaikan jalan di wilayah masing-masing.
“Paket-paket juksung
dilakukan tidak secara merata di masing-masing kecamatan, namun disesuaikan
dengan usulan yang ada, diantaranya di Kecamatan Indramayu, dan Kecamatan
Sidang,” ulasnya.
Ketika ditanya adanya
fee proyek sebesar 10 persen, Wimbanu
tidak membantahnya. Ia mengaku, fee
proyek ini digunakan untuk penunjang kegiatan operasional pemantauan di
lapangan.
“Dana 10 persen itu
sifatnya adalah dana nonbudgeter yang digunakan untuk keperluan teknis. Itu pun
kita lakukan karena perintah dari pimpinan. Setelah terkumpul selanjutnya akan
saya serahkan pada pimpinan juga,” tegasnya.
(C-24)***
Sumber : Harian
Umum KABAR CIREBON, No. 787 Tahun II; Rabu-Kliwon (7 Nopember 2012); Hal 4***